Pada masa studi dahulu, sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, saya merasa bangga dengan berbagai keragamaan yang ada dan dimiliki bangsa Indonesia. Keragaman tersebut meliputi keragaman etnik, budaya, agama, potensi ekonomi, dan kreatifitas. Penanaman nilai keragamaan ini dikemas dalam slogan Bhineka Tunggal Ika. Namun, kini slogan ini seakan kehilangan pamor dan tajinya untuk mempersatukan berbagai keragaman yang ada dalam koridor Negara Kesatuan Negara Indonesia (NKRI). Kala itu sosialisasi slogan mengenai "keragaman" tetapi menuju tujuan yang sama sangatlah gencar dilakukan pemerintah, terutama melalui dunia pendidikan. Hasilnya adalah slogan "saya bangga menjadi Bangsa Indonesia" menjadi salah satu nilai yang tertanam dalam jiwa peserta didik.
Potensi Kebersamaan Umat Perlu Diperkuat
Semua elemen dan unsur agama di Indonesia seharusnya dimanage untuk memperkuat potensi kebersamaan umat. Hal ini, menurut Maftuh Basyuni, sangat perlu karena, “Memahami betapa kompleksnya persoalan masyarakat dunia dewasa ini, yang dalam berbagai hal dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat kita, maka selain intensitas silaturrahmi, kita perlu merespons dan memperkuat potensi kebersamaan umat dan masyarakat seperti melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB),``