PESANTREN, MADRASAH, DAN SEKOLAH

PENJELAJAHAN RECITAL, INTELEKTUAL, DAN SPIRITUAL TAK BERTEPI

Home | Sastra Muslim | Dunia Islam | Studi al-Qur'an | Semiotika | Cross Cultural Understanding

Kamis, 13 Februari 2014

MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO

        Upaya menciptakan madrasah yang unggul dan kompetitif terus diupayakan oleh Kemenag RI. Salah satunya adalah upaya untuk membuat sekolah-sekolah unggulan dan madrasah model. Salah satunya adalah Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC). Hingga kini (2014) terdapat tiga MAN IC, yakni MAN IC Serpong, MAN IC Gorontalo, dan MAN IC Jambi. Konsep MAN IC ini berawal dari desain pendidikan masa depan dan atau magnet School yang dibuat oleh Kemenristek/BPPT pada tahun 1996, yang saat itu dijabat oleh Prof. B.J. Habibie. Oleh karenanya, pada awalnya sekolah, yang semula berupa SMA/SMU IC, ini identik dengan sekolahnya Habibie atau sekolahnya BPPT. Sejak awal, sekolah ini didesain sebagai sekolah berasrama (Boarding School), menerapkan sistem pendidikan terintegrasi antara pencapaian kompetensi Imtak dan Iptek, serta sekolah yang memiliki keunggulan dalam sains, khususnnya Mafikibi (matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi). Kemudian pada tahun 2000, pengelolaan MAN IC ini diserahkan ke Departemen Agama (Kemenag) RI.
      Salah satu dari ketiga MAN IC tersebut adalah MAN Insan Cendikia Gorontalo (MAN ICG). Deskripsi di bawah ini merupakan sebagian potret MAN ICG yang ditulis oleh Dr. H Rohmat Mulyana, yang juga merupakan Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Pendidikan Madrasah Kemenag RI.
------

Mutiara Pendidikan Sejati dari Man Insan Cendekia Gorontalo

 Dr. H. Rohmat Mulyana, M.Pd
Kasubdit Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI

             Saat pertama kali menginjakan kaki di pelataran MAN Insan Cendikia Gorontalo, bangunan lembaga pendidikan ini tampaknya biasa-biasa saja, tidak jauh beda dari bagunan madrasah unggul lainnya yang tersebar di sejumlah peloksok Indonesia. Bahkan kalau dibandingkan dengan lembaga pendidikan unggul sejenis di luar negeri dapat dikatakan infrastruktur fisik MAN Insan Cendikia Gorontalo kalah megah. Namun di balik itu, ternyata semuanya melebihi dari yang kasat mata! Ruhul jihad pendidikan di sini bangkit bagaikan lentera di malam hari yang menerangi benda di sekelilingnya; menebar ilmu pengetahuan kepada para pembelajar, membagi energi pada pendidik yang tengah mengabdi.

             Di sinilah tempat berlangsungnya pendidikan sejati, yakni pendidikan yang mencerdaskan orang yang belum cerdas, mendewasakan orang-orang yang belum dewasa, memandirikan orang-orang yang sering bergantung pada orang lain, dan menawakalkan orang yang sering keluh kesah, membangkitkan potensi kreatif untuk melawan kejumudan, membentuk solidaritas terhadap sesama di atas kepentingkan pribadi, dan membangun kepercayaan diri pada orang yang sedang mengenal dirinya. Yang dididik tiada lain adalah siswa/siswi MAN Insan Cendikia Gorontalo yang datang dari beragam latar belakang kehidupan, yang tengah mengukir nasib, menyongsong kesuksesan hidup pada masa yang akan datang.

            Saat berbincang-bincang dengan Kepala MAN Insan Cendikia Gorontalo, Pak Suwardi, M.Pd, ihwal relung dan rona mengelola madrasah unggul ini, saya tak banyak bicara mendengar betapa hebatnya mewujudkan pendidikan sejati yang mampu membekali siswa dengan berbagai potensi fitrah insaniah yang melebihi apa yang dilakukan oleh lembaga pendidikan sejenis lainnya. Peranan kepala madrasah, guru, dan ustadz betapa tidak ringan dan tidak gampang karena mereka harus benar-benar berperan menggantikan peran orangtua.
            Dulu saya pernah mengkaji tentang teori loco parentis, yakni teori yang menjelaskan pentingnya peran guru untuk menggantikan peran orang tua dalam dunia pendidikan. Teori yang dicetuskan oleh seorang ahli moral, Emile Durkheim, ini ternyata sudah diterapkan di MAN Insan Cendikia Gorontalo. Bahkan diyakini apa yang ada di MAN Insan Cendikia Gorontalo melampaui idealisme isi teori tersebut. Dulu saya juga pernah mempelajari pentingnya kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yakni kurikulum tidak tertulis secara formal yang berpengaruh terhadap pembentukan akhlak peserta didik, dan ternyata teori ini pun sudah teraplikasikan di MAN Insan Cendikia Gorontalo. Begitu juga, gagasan pendidikan integratif yang mengintegrasikan imtaq dengan iptek, memadukan sistem pembelajaran boarding dengan schooling, menyeimbangkan kekuatan intelektual dengan moral, itu semua ternyata sudah ada di MAN Insan Cendikia Gorontalo.
Itu sebabnya saat Pak Suwardi menjelaskan semuanya, pikiran saya hanya meng-iya-kan saja. Bedanya, sementara saya berpikir hal itu sebagai teori, Pak Wardi berbicara sudah dalam lingkup tindakan mendidik yang memperkaya pengalaman hidupnya sebagai pemimpin di madrasah itu. Pun demikian, guru-guru juga tampaknya menjadi lebih cerdas, bijak, sabar, tahan banting, dan ikhlas karena tempaan hidup sebagai pendidik yang sejak awal dibagun dalam sebuah komitmen esprit de corps untuk mewujudkan generasi ulul albab. Atas penjelasan itulah, saya makin yakin bahwa pendidikan itu hakikatnya harus diwujudkan dalam bentuk tindakan dengan perangai humanistik dan jiwa theistik. Madrasah ternyata dapat menjadi persemaian semua itu. Inilah barangkali yang disebut pendidikan sejati yang mampu “membulatkan” semua potensi anak didik agar mereka memiliki sejarah hidup yang cemerlang.
         Semoga apa yang telah dirintis dan dibuktikan sebagai keunggulan di MAN Insan Cendikia Gorontalo dapat menjadi virus endemik yang menyebarkan semangat peningkatan kualitas madrasah pada madrasah-madrasah lainnya di Gorontalo. Amin

Sumber:
  1. http://madrasah.kemenag.go.id/artikel/?p=6
Diposting oleh Dadan Rusmana di 12.27
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Madrasah, Madrasah Aliyah, Madrasah Unggulan di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

PROFIL

  • Dadan Rusmana
  • Unknown

Terjemahkan Blog Ini

Raga Berjarak, Hati Tetap Bersatu. Selamat Berbagi dan bersaudara Fillah
DAFTAR ISI

PENDIDIKAN ISLAM

  • Kebijakan Tentang Pendidikan (4)
  • Kurikulum Pendidikan Islam (2)
  • Manajemen Pendidikan Islam (3)
  • Pendidikan Islam (18)
  • Pendidikan Islam dan Radikalisme (1)
  • Pendidikan Islam di Amerika dan Eropa (6)
  • Pendidikan Karakter (1)
  • Standar Nasional Pendidikan (2)
  • Tokoh Pendidikan Islam Indonesia (3)

PESANTREN

  • Kebijakan Tentang Pesantren (2)
  • Pesantren (27)
  • Pesantren dan Radikalisme (6)
  • Titian Muhibah Dunia Pesantren (3)
  • kurikulum Pesantren (6)

MADRASAH

  • Kebijakan Tentang Madrasah (7)
  • Madrasah (17)
  • Madrasah Aliyah (3)
  • Madrasah Bertaraf Internasional (1)
  • Madrasah Ibtidaiyah (1)
  • Madrasah Tsanawiyah (1)
  • Madrasah di Asia Selatan (1)

SEKOLAH

  • Sekolah (5)

Tema Lainnya

  • Indeks Pembangunan Indonesia (2)
  • Kelamahan Pendidikan di Indonesia (1)
  • Niat mencari ilmu (1)
  • Perguruan Tinggi (5)
  • Profesionalisme Guru (1)
  • UN (1)

Entri Populer

  • Sorogan dan Bandungan: Sistem Klasik Pendidikan di Pesantren
  • Beberapa Kelemahan Dunia Pendidikan di Indonesia
  • Pendidikan Islam di Eropa: Jerman
  • MADRASAH DI INDONESIA: SEKOLAH TERBAIK
  • Beberapa Cara Salah Mendidik Anak
  • Indeks Pembangunan Manusia Indonesia: Masih Tetap di Jajaran Bawah

ARSIP TULISAN

  • ▼  2014 (8)
    • ▼  Februari (3)
      • ▼  Feb 13 (1)
        • MAN INSAN CENDEKIA GORONTALO
      • ►  Feb 11 (2)
    • ►  Januari (5)
      • ►  Jan 18 (5)
  • ►  2013 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 27 (1)
      • ►  Nov 19 (1)
      • ►  Nov 13 (1)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 26 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 27 (1)
      • ►  Agu 22 (1)
  • ►  2012 (7)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 06 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 30 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 01 (1)
    • ►  Januari (4)
      • ►  Jan 22 (4)
  • ►  2011 (55)
    • ►  Desember (7)
      • ►  Des 20 (2)
      • ►  Des 14 (1)
      • ►  Des 13 (1)
      • ►  Des 07 (2)
      • ►  Des 02 (1)
    • ►  November (16)
      • ►  Nov 30 (1)
      • ►  Nov 28 (3)
      • ►  Nov 26 (3)
      • ►  Nov 25 (1)
      • ►  Nov 22 (3)
      • ►  Nov 20 (2)
      • ►  Nov 19 (1)
      • ►  Nov 10 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
    • ►  Oktober (10)
      • ►  Okt 30 (1)
      • ►  Okt 28 (2)
      • ►  Okt 27 (2)
      • ►  Okt 23 (3)
      • ►  Okt 15 (1)
      • ►  Okt 01 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 29 (1)
    • ►  Agustus (1)
      • ►  Agu 03 (1)
    • ►  Juli (4)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 18 (1)
      • ►  Jul 14 (1)
      • ►  Jul 07 (1)
    • ►  Juni (4)
      • ►  Jun 17 (1)
      • ►  Jun 16 (1)
      • ►  Jun 08 (1)
      • ►  Jun 02 (1)
    • ►  Mei (4)
      • ►  Mei 23 (1)
      • ►  Mei 21 (1)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 16 (1)
    • ►  April (3)
      • ►  Apr 25 (1)
      • ►  Apr 23 (1)
      • ►  Apr 22 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 07 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 23 (1)
      • ►  Jan 13 (1)
  • ►  2010 (16)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 30 (1)
      • ►  Des 29 (1)
      • ►  Des 15 (1)
    • ►  November (4)
      • ►  Nov 21 (1)
      • ►  Nov 16 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
      • ►  Nov 05 (1)
    • ►  Oktober (7)
      • ►  Okt 30 (1)
      • ►  Okt 29 (1)
      • ►  Okt 28 (1)
      • ►  Okt 24 (1)
      • ►  Okt 22 (1)
      • ►  Okt 14 (2)
    • ►  September (2)
      • ►  Sep 30 (1)
      • ►  Sep 29 (1)

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Daftar Blog

  • Critical Muslims
    Syrian Muslim intellectual and critic Muhammad Shahrur (Shahrour) (1938-2019)
  • EKSOTISME DUNIA ISLAM
    Islam Jadi Agama Terbesar Kedua di 20 Negara Bagian AS
  • SASTRA MUSLIM
    HARI YANG DIJANJIKAN: NAJIB KAILANI
  • STUDI AL-QUR'AN
    Keseimbangan Angka-angka Dalam Al Qur’an
  • SEMIOTIKA

Tulisan dan Karya Terbaru tentang Pesantren dan Madrasah

  • Manajemen Pesantren_ A. Halim dkk (Ed)
  • Masa Depan Pesantren_Dr. In'am Sulaiman, M.Pd

INFO LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

  • INFO PESANTREN DI INDONESIA

Meniti Harapan

Meniti Harapan
dadanrusmana2011. Diberdayakan oleh Blogger.