Secara kategori, dari sepuluh negara
tertinggi itu hanya Indonesia dan Korea Selatan yang mempunyai perubahan cukup
baik. Dilihat dari sisi pendapatan ataupun non pendapatan. "Cina
sebetulnya cukup baik, tapi hanya dari sisi pendapatan sementara dari
pendidikan dan kesehatan masih kurang, sehingga jadi terjadi imbalances,"
terangnya. Menurut Jeni laporan tersebut dibuat dengan mengambil sample 135
negara yang secara populasi merupakan 92 persen dari penduduk dunia. Riset dan
penghitungan data selama enam bulan dan dihitung secara rata-rata disetiap
negara. "Kita ambil sample itu baik dari negara yang sudah maju ataupun
tengah berkembang," tuturnya.
Metode yang digunakan juga sudah
mengalami perubahan. Karena tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas pendapatan
namun dari sisi kualitas. "Perubahan itu adalah bagaimana melihat
keberhasilan itu secara nyata, salah satunya dari pendidikan itu,"
jelasnya.
Harus diakui, kata dia, dalam IPM
tahun (2010) ini peringkat Philipina lebih baik daripada Indonesia. Philipina
menduduki urutan ke-97 atau 11 peringkat di atas Indonesia. Philipina cukup
baik karena investasinya di bidang pendidikan. "Sementara dari sisi
pendapatan Philipina sedikit lebih besar dibandingkan dengan Indonesia," ujarnya.
Dalam data UNDP dsebutkan dari 11
negara Asia Tenggara Indonesia hanya unggul dari Vietnam peringkat 113, Myanmar
(132), Timor Leste (120), Kamboja (124) dan Laos (122). Sementara Singapura
menduduki peringkat tertinggi di posisi.
Menurut Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana ada tiga dimensi yang dilihat dalam
laporan Indeks Pembangunan Manusia UNDP ini. Ketiga dimensi itu yakni
ekspektasi tingkat hidup saat kelahiran yang merupakan indikator dari kesehatan
dan harapan hidup. Kemudian kemampuan baca tulis orang dewasa yang menunjukan
tingkat pengetahuan dan pendidikan. Terakhir yakni tingkat kehidupan yang layak
diukur dari pertumbuhan domestik product per kapita. "Kita sambut
baik perubahan metodologi ini, karena tidak hanya melihat dari sisi
ekonom tapi juga pada pendidikan dan kesehatan," ujarnya.
Dijelaskan oleh Armida dalam laporan kali ini Indonesia termasuk dari 10 negara yang selama empat puluh tahun terakhir mengalami peningkatan secara berkesinambungan. Baik dari sisi pendapatan maupun indikator indeks pembangunan manusia. "Kita termasuk dari 10 negara yang secara konsisten melakukan achievment baik pendapatan maupun kaitannya dengan IPM itu," jelas Armida.
Dijelaskan oleh Armida dalam laporan kali ini Indonesia termasuk dari 10 negara yang selama empat puluh tahun terakhir mengalami peningkatan secara berkesinambungan. Baik dari sisi pendapatan maupun indikator indeks pembangunan manusia. "Kita termasuk dari 10 negara yang secara konsisten melakukan achievment baik pendapatan maupun kaitannya dengan IPM itu," jelas Armida.
Armida menilai meski secara IPM
Indonesia mengalami kenaikan tiga peringkat, dibandingkan dengan sebelumnya
namun hal itu tidak bisa dibandingkan. Pasalnya metode yang digunakan pada
tahun ini berbeda dengan sebelumnya. "Jadi baca data hati-hati ya,
yang tahun lalu itu pake data lama tahun 2007. Lalu metodenya juga lama.
Belum menggunakan metode terbaru seperti saat ini," ucapnya. Ketika
ditanya kenapa Indonesia lebih buruk dibandingkan dengan Malasyia dan
Philipina?, Armida tidak menjawabnya secara tegas. "Anda jangan melihat
datanya pada tahun ini saja, tapi lihat secara menyeluruh 40 tahun lihat
seriesnya yang penting kita progres," ucapnya.
Sementara itu Director Information
Centre UNDP Information Centre Jakarta Michele Zaccheo menambahkan supaya
pembangunan Indonesia tidak hanya berfokus di wilayah barat, tetapi harus juga ada
upaya serius termasuk bagaimana membangun Infrastruktur. Tentu saja dengan
mengundang investor. "Jadi antara satu pulau dengan yang lainnya ada suatu
konektifitas," ucapnya.
Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: Teguh Firmansyah
Sabtu, 11 Desember 2010 06:02 WIB
Semoga IPM Indonesia, sedikit demi sedikit, dapat naik...
BalasHapus