Tidak dapat dipungkiri bahwa para pelaku teror (terorist) di Indonesia adalah muslim. Dari sekian rentetan teror bom di Indonesia, hampir semua diidentikkan dengan orang muslim. Tentu saja, hal ini bukan berarti bahwa sikap mereka mewakili seluruh umat Islam Indonesia, jalan yang mereka ambil hanyalah mewakili kelompokl mereka, yang merupakan kelompok minoritas dalam tubuh umat Islam. Entah kebetulan atau pun tidak, mereka juga terkait dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam, karena beberapa pelakunya adalah jebolan dari pesantren atau madrasah. Lantas dengan demikian apakah pesantren atau madrasah dapat diidentikkan sebagai pencetak "teroris"? tentunya jawabannya adalah "tidak!".
-----
BENGKULU--Pondok pesantren dinilai
hanya dimanfaatkan teroris untuk menyudutkan Islam dengan merekrut mantan
santri atau mereka yang pernah terdaftar di pesantren. "Padahal orang yang
direkrut menjadi pelaku bom bunuh diri cuma satu tahun atau hanya beberapa
bulan mondok di pesantren," kata Pimpinan Pondok Pesantren Hidayatul
Mubtadi-ien Bengkulu, KH Muntaqim Ahmed di Bengkulu, Senin. Dikatakan, melihat kondisi di lapangan,
sepertinya mantan-mantan santri yang masih dangkal ilmu agamanya ini diincar
untuk dijadikan teroris atau bisa jadi mereka memang disuruh mondok beberapa
saat lalu kemudian melakukan bom bunuh diri.
Kalau mereka santri sungguhan,
belajar sampai tamat tentu akan memiliki ilmu Islam yang memadai, maka tidak
akan mudah terpengaruh oleh siapapun untuk berbuat kerusakan seperti meledakkan
gedung hotel dan membunuh sesama manusia, karena Islam melarang umatnya membuat
kerusakan di muka bumi. Sepertinya para teroris punya misi khusus untuk
menyudutkan Islam melalui pondok pesantren, karena pendidikan pesantren merupakan
salah satu bentuk pendidikan Islam paling mapan dan banyak melahirkan tokoh
nasional. Disamping itu, pesantren juga merupakan
salah satu label pendidikan Islam. Kalau disebut pesantren pasti itu Islam. "Dari sisi ini, hal yang ingin dicapai dari misi teroris untuk membuat
masyarakat ragu memasukkan putra-putri mereka ke pesantren, takut nanti jadi
teroris," katanya. Padahal menurut Muntaqim, pesantren manapun di
Indonesia tidak pernah mendidik santrinya menjadi teroris.
Tidak pernah ada hubungan antara
teroris dan pesantren atau antara teroris dan Islam. "Teroris adalah orang
jahat dan kejam membunuh orang lain sesuai misi yang ingin dicapainya,
sedangkan Islam merupakan agama damai," katanya. Menurutnya, agama Islam
rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Islam melarang umatnya meneror
orang lain dan menganjurkan bergaul dengan baik kepada sesama manusia dan alam
sekitarnya. ant/taq
Redaktur:
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/09/08/18/69966-pesantren-dimanfaatkan-teroris-sudutkan-islam; Selasa, 18 Agustus 2009 19:23 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar