Pelaksanaan UN
Berdasarkan sumber Kementrian Agama Republik Indonesia (www.kemenag.go.id), Sebanyak 1.566.498 siswa madrasah dari berbagai tingkatan akan ikut Ujian Nasional (UN) 2011 dan diharapkan dari jumlah siswa tersebut tak menemui kendala. "UN akan segera digelar di seluruh Indonesia dan pada 18-21 April 2011 akan diikuti siswa SLTA, SMK dan Madrasah tingkat Aliyah (MA)," kata Dirjen Pendidikan Islam, Prof Mohammad Ali, di Jakarta, Rabu (12/04/2011)
Berdasarkan sumber Kementrian Agama Republik Indonesia (www.kemenag.go.id), Sebanyak 1.566.498 siswa madrasah dari berbagai tingkatan akan ikut Ujian Nasional (UN) 2011 dan diharapkan dari jumlah siswa tersebut tak menemui kendala. "UN akan segera digelar di seluruh Indonesia dan pada 18-21 April 2011 akan diikuti siswa SLTA, SMK dan Madrasah tingkat Aliyah (MA)," kata Dirjen Pendidikan Islam, Prof Mohammad Ali, di Jakarta, Rabu (12/04/2011)
Lebih lanjut Prof. Mohammad Ali menjeaskan, siswa madrasah pada 2010/2011 yang ikut UN sebanyak 1.566.498 siswa. Rinciannya adalah 1) Madrasah Aliyah: sebanyak 307.456 siswa, dengan rincian siswa IPA sebanyak 87.367 siswa, IPS 196.983 siswa, program bahasa 11.808 siswa, program keagamaan 11.298 siswa; 2) Madrasah Ibtidaiyah (MI) diikuti 431.957 siswa, serta 3) Madrasah Tsanawiyah (Mts) sebanyak 827.085 siswa. Pelaksanaan UN untuk MI pada 10-12 Mei 2011 dan ujian susulannya pada 18-20 Mei 2011. Sedangkan untuk MTs pada 25-28 April 2011 dan ujian susulannya pada 3-6 Mei 2011. Sedangkan ujian susulan MA pada 25-28 April 2011
Harapan Pelaksanaan UN
Dirjen Pendidikan Islam, Muhammad Ali berharap para siswa sudah menyiapkan diri menghadapi UN. Ia pun yakin, siswa tak terpengaruh dengan adanya bocoran soal dan hal lain yang dapat merugikan anak didik pada pelaksanaan ujian tersebut. Ia menyebutkan, "Saya harapkan kepada para siswa hadapilah ujian ini, karena ujian bukan merupakan pengadilan dimana orang tegang," kata Mohammad Ali ditemui di ruang kerjanya, lt. 7 kantor Kementerian Agama Jakarta, Rabu (12/4). Menurut Dirjen agar bisa menjawab dengan baik soal-soal UN maka harus sudah siap sebelumnya. "Kalau mereka belajar artinya mereka siap. Apalagi ujian sekarang itu, meskipun tingkat kelulusannya itu relatif tinggi, tidak berubah dibandingkan tahun lalu nilai rata-rata 5,5 itu lebih tinggi," katanya seraya menambahkan, bahwa proses belajar harus rutin, tidak bisa mendadak belajar.
Perihal Soal UN dan Isu Kebocoran Soal
Soal UN, katanya, proses pembuatan hingga pendistribusiannya menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional. Karena itu, semua tanggung jawab yang menyangkut pengiriman soal ke berbagai daerah bukan menjadi tanggung jawab Kementerian Agama. Soal UN MTs/SMP dan MA/SMA dikembangkan dan dikelola oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendiknas di bawah koordinasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Soal UN, lanjutnya, juga dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan ujian nasional (SKLUN) yang merupakan irisan (interseksi) dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2004 dan Standar Isi 2006.
Perihal Istighasah
Cileunyi-Bandung, 24 April 2011
Dadan Rusmana
(Dari berbagai sumber)
Soal UN, katanya, proses pembuatan hingga pendistribusiannya menjadi tanggung jawab Kementerian Pendidikan Nasional. Karena itu, semua tanggung jawab yang menyangkut pengiriman soal ke berbagai daerah bukan menjadi tanggung jawab Kementerian Agama. Soal UN MTs/SMP dan MA/SMA dikembangkan dan dikelola oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendiknas di bawah koordinasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Soal UN, lanjutnya, juga dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan ujian nasional (SKLUN) yang merupakan irisan (interseksi) dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2004 dan Standar Isi 2006.
Terkait kemungkinan soal UN bocor, ia merasa yakin tidak ada kebocoran soal. Kalaupun ada isu-isu ada kebocoran seperti tahun lalu hanya dilakukan orang yang usil saja. Sebetulnya tidak ada soal itu bocor, karena Diknas itu terutama BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) sangat ketat mengawasi percetakan yang mencetak soal-soal ujian. "BSNP ini membawahi Diknas dan Kemenag, BSNP melakukan kontrol sangat ketat sekali mudah-mudahan pada waktunya tidak ada isu tentang kebocoran," katanya.
Perihal Istighasah
Setiap kali pelaksanaan ujian nasional (UN) selalu saja diwarnai berita tentang pelaksanaan istighasah yang diselenggarakan oleh sekolah atau lainnya. Istilah istighasah ini merujuk pada makna "do'a bersama yang dilakukan sekelompok orang untuk tujuan tertentu". Dalam kaitan dengan UN, tradisi istighasah ini dilaksanakan untuk meminta kepada Allah agar diberikan kemudahan ketika menghadapi UN dan diberikan jalan untuk dapat melampaui [lulus] UN. Umumnya, istighasah dilaksanakan dengan membaca atau mendzikirkan serangkaian bacaan [umumnya potongan dari ayat-ayat al-Qur'an, dan dzikir-dikir tertentu] dan diakhiri dengan do'a [yang dipimpin oleh kyai atau ustadz] yang berisi maksud-maksud tertentu tersebut. Istighasah ini selalu saja dilaksanakan oleh sekolah-sekolah tertentu di kala menghadapi UN. Beberapa pelaksana istighasah ini menyatakan bahwa istighasah ini dilakukan sebagai bagian dari usaha agar mendapat jalan kebaikan menghadapi UN, selain melakukan usaha dan kerja keras.
Mengenai gelar istighosah yang dilakukan sebuah sekolah agar siswanya lulus UN, Prof. Muhammad Ali menanggapi bahwa upaya tersebut bisa berpengaruh pada phisik siswa. "Nggak perlu, justru malam ujian itu anak-anak harus istirahat, bangun dia segar fresh," kata Ali yang juga Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia ini. Menurut Ali, doa sebenarnya bisa dilakukan setiap saat. "Jadi tidak perlu ada doa-doa khusus menjelang ujian, gak usah, apalagi istighosah semalam suntuk itu. Jadi setiap habis sholat kita berdoa. Jadi pas waktu ujian istirahat, yang dipelajari kemarin akan teringat kembali kalau dia fresh, justru kalau dia gak tidur karena berdoa mungkin grogi," jelasnya.
Mengenai gelar istighosah yang dilakukan sebuah sekolah agar siswanya lulus UN, Prof. Muhammad Ali menanggapi bahwa upaya tersebut bisa berpengaruh pada phisik siswa. "Nggak perlu, justru malam ujian itu anak-anak harus istirahat, bangun dia segar fresh," kata Ali yang juga Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia ini. Menurut Ali, doa sebenarnya bisa dilakukan setiap saat. "Jadi tidak perlu ada doa-doa khusus menjelang ujian, gak usah, apalagi istighosah semalam suntuk itu. Jadi setiap habis sholat kita berdoa. Jadi pas waktu ujian istirahat, yang dipelajari kemarin akan teringat kembali kalau dia fresh, justru kalau dia gak tidur karena berdoa mungkin grogi," jelasnya.
Cileunyi-Bandung, 24 April 2011
Dadan Rusmana
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar