Presiden SBY: Ponpes Pusat Pendidikan dan Kebajikan (24/08/211)
Notasi tambahan: Menag mengatakan bahwa, untuk mendukung pembangunan bangsa ini, telah diprogramkan sedikitnya lima kebijakan strategis Kementerian Agama, yaitu, 1). Peningkatan Kualitas Hidup Umat Beragama, 2).Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama, 3). Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan, 4). Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan 5). Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan.
Tasikmalaya (Pinmas)--Pondok pesantren sangat penting, bukan hanya pusat pendidikan tetapi juga harus kita jadikan pusat kebajikan. "Artinya, bukan hanya mendidik para santri, tapi pondok pesantren tidak boleh terpisah dengan masyarakat sekitarnya. Tidak boleh tertutup sehingga masyarakat sekitarnya tidak tahu apa yang dilakukan di pondok pesantren itu," ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada acara buka puasa bersama di Pondok Pesantren Al Hasanah, Rabu (24/8/11) petang.
"Pondok pesantren yang baik dan bermanfaat bagi semua disamping mendidik para santrinya, juga ikut membimbing masyarakat sekitarnya untuk menjalankan kehidupan yang religius yaitu masyarakat yang
bermoral, berakhlak, berbudi pekerti luhur, bertutur kata sopan, dan saling menghormati satu sama lain sebagaimana yang diajarkan dalam Islam. Saya berharap Al Hasanah dapat menjalankan fungsi dan tugas ganda itu. Disamping pusat pendidikan, juga pusat pembimbingan untuk masyarakat sekitar," SBY menegaskan.
bermoral, berakhlak, berbudi pekerti luhur, bertutur kata sopan, dan saling menghormati satu sama lain sebagaimana yang diajarkan dalam Islam. Saya berharap Al Hasanah dapat menjalankan fungsi dan tugas ganda itu. Disamping pusat pendidikan, juga pusat pembimbingan untuk masyarakat sekitar," SBY menegaskan.
Selama Presiden SBY mengemban amanah memimpin bangsa negara dan menjalankan roda pemerintahan, ia kerap berkunjung ke berbagai pondok pesantren, baik yang berskala besar maupun berskala lebih kecil. "Kali ini saya memilih untuk berkunjung ke pondok pesantren yang skalanya lebih kecil, dengan demikian saya bersama para menteri bisa melihat langsung pondok pesantren itu yang mengemban misi penting sehingga kita bisa memberikan bantuan yang diperlukan untuk kebaikan pondok pesantren yang saya kunjungi," kata SBY.
"Saya mendapatkan penjelasan bahwa pondok pesantren ini adalah salah satu pondok pesantren yang baik dan ikut melaksanakan syiar Islam kepada masyarakat sekitar yang baik dan teduh. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk berkunjung hari ini ke pondok pesantren Al Hasanah sebagai ucapan terima kasih dan penghargaan saya. Insya Allah kita bisa memberikan bantuan untuk lebih memajukan lagi pondok pesantren ini," tambah Presiden.
Menurut Presiden SBY, pondok pesantren juga mendapatkan kesempatan untuk berusaha sebagai sumber kehidupan. "Di sini ada Menteri Koperasi dan UKM, kiranya bisa dipikirkan apa yang bisa dibantukan untuk ada usaha, dengan demikian ada penghasilan yang cukup untuk menambah sumber anggaran di pondok pesantren ini," kata SBY.
Turut mengikuti Presiden pada acara buka puasa bersama antara lain, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Mensesneg Sudi Silalahi, Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, Mendiknas M. Nuh, Seskab Dipo Alam, dan Kepala BKPM Gita Wirjawan. (sby.info)
http://www.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=7649
Menag : Pesantren dan Madrasah Benteng Pertahanan Terakhir Moral Bangsa (14/12/2011
Yogyakarta (Pinmas)--Menteri agama Suryadharma Ali meminta agar para santri di pondok pesantren serta siswa madrasah untuk bangga menjadi siswa madrasah dan santri pondok pesantren. Pasalnya, pesantren dan madrasah merupakan benteng pertahanan terkhir moral bangsa. "Banggalah kalian semua menimba ilmu di pondok pesantren dan madrasah. Sekarang ini banyak pemimpin yang membicarakan soal moral dan etika bangsa ini yang terus melorot. Ini karena pendidikan agama dikalahkan oleh pendidikan lain yang memang memberi dampak positif, namun juga (pendidikan lain itu) berdampak negatif," tegas Menag dalam sambutannya usai memberikan bantuan untuk Madrasah dan Pondok pesantren yang terkena dampak erupsi gunung Merapi di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Senin malam (13/12).
Karenanya, Menag meminta agar proses belajar mengajar di pondok pesantren maupun madrasah, pasca erupsi Merapi tidak boleh terhenti. "Untuk itu saya meminta semua pihak yang terkait, terutama Kepala kanwil Kemenag Jawa Tengah dan Jogyakarta agar proses belajar mengajar pasca bencana ini tetap bisa berlangsung," tegas Menag.
Dikatakan Menag, informasi yang sifatnya massif melalui HP, televisi dan internet tidak bisa disaring. Sementara di pondok pesantren, terjaga betul. Sehingga di pesantren dan madrasah dibentengi oleh akhlak yang baik. "Kerusakan moral membayang-bayangi kita. Kita harus cegah kemerosotan moral yang terus menerus dan inilah peran pesantren dan madrasah," tegas Menag disambut tepuk tangan hadirin yang sebagian besar santri dan siswa siswi madrasah.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pendidikan Madrasah, Ace Syaifuddin menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan peningkatan madrasah, baik Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah serta Aliyah. "Pada sisi kelembagaan, kami terus melakukan akreditasi statuta. Setidaknya setiap tahun ada 5000 madrasah yang mendapatkan kenaikan status," papar Ace.
Sementara dari sisi pendidik, menurutnya, Kementerian Agama terus meningkatkan mutu para pendidik di madrasah. Juga dari sisi sarana prasarana pendidikan, pihaknya juga terus melakukan peningkatan. Ditambahkan Ace, selain mendapatkan pendidikan, yang terpenting di madrasah dan pesantren, siswa dan santrinya mendapatkan keteladanan dari guru dan para kyainya.
Sementara Direktur Pondok pesantren Choirul Fuad sangat sepakat dengan apa yang dikatakan Menteri Agama. "Pesantren menjadi benteng terakhir bahkan bersama madrasah menjadi tulang punggung penjaga moral bangsa," tegas Fuad. Ia menggambarkan bahwa pendidikan agama di sekolah hanya sekitar dua jam. Sementara pendidikan di pesantren 24 jam.Dikatakan Fuad bahwa saat ini di seluruh Indonesia terdapat sekitar 24 ribu pondok pesantren. Sebanyak 30 persen di antaranya sekarang sudah terdapat madrasah yang berada di lingkungan pesantren. "Jadi kami berjalan seiringan meningkatkan kualitas pendidikan agama di negeri ini," ungkap Fuad. Menurutnya, pendidikan di pesantren adalah bentuk yang paling efektif dan cocok seuai dengan perkembangan jaman.
Sementara bantuan yang diberikan Kementerian Agama untuk Madrasah dan Pesantren terkena dampak erupsi Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, total sebesar Rp 12.994.000.000. Di dalamnya juga termasuk uang duka bagi keluarga siswa madrasah yang meninggal dan cacat permanen akibat erupsi merapi. Yaitu Kabupaten Boyolali, Magelang, Sleman dan Klaten. Masing-masing yaitu untuk Boyolali Rp 1.472.500.000, Sleman Rp 3.927.500.000, Klaten Rp 1.115.000.000, serta Magelang Rp 4.435.000.000. Juga diberikan uang duka bagi keluarga siswa madrasah yang meninggal dan cacat permanen akibat erupsi merapi. Juga beasiswa bagi sejumlah mahasiswa korban Merapi. (osa)
http://www.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=7060
Dirjen Pendis: Ada Lima Pilar Pendidikan Islam di Pontren (19/072011)
Mataram (Pinmas)--Dirjen Pendidikan Islam Prof.Mohammad Ali kembali menegaskan, pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang menebarkan Rahmatan Lil Alamin. Hal itu diungkapkan Dirjen Pendis Moh.Ali ketika membuka Halaqah Pimpinan Pontren dan Tokoh Pendidikan Islam di Mataram, NTB, Senin (18/7).
Menurut Dirjen Pendis Moh.Ali, ada 5 pilar pendidikan Islam di pesantren, Pilar Pertama adalah mengembangkan nasionalisme. "Sejarah negara kesatuan Republik Indonesia mencatat, banyak pejuang kemerdekaan datang dari kalangan pesantren. Artinya pilar nasionalisme ini tumbuh dari pesantren," ujarnya. Pendidikan Islam dipesantren, kata Moh.Ali mengembangkan nasionalisme, karena ajaran islam itu sendiri mengajarkan cinta tanah air sebagai salah satu ciri orang beriman atau bagian dari ciri orang yang beriman.
Pilar yang kedua Pontren, kata Dirjen Pendis Moh.Ali adalah pontren mengembangkan pendidikan Islam yang toleran. "Semua pesantren mengajarkan ajaran-ajaran Islam yang toleran, karena ajaran Islam yang paling dasar adalah lakum dinukum waliyadin," jelasnya.
Mohammad Ali menambahkan, pilar ketiga adalah pesantren mengajarkan Islam yang moderat, tidak ekstrem, tidak radikal, dan tidak liberal. "Tidak ada di kitab-kitab kuning yang dipelajari dipesantren yang ekstrem radikal dan ektrem liberal, tapi di tengah-tengah, ya moderat," ucapnya.
Pilar keempat Pontren, kata Moh Ali adalah pontren menghargai multikulturisme atau keragaman budaya, sesuaui dengan tuntunan Al Quran. Sedang pilar kelima Pontren, jelas Moh.Ali, adalah mengembangkan ajaran Islam yang inklusif tidak eksklusif. "Inklusif berarti masuk atau menerima siapa pun," katanya.
Dirjen Pendis Moh Ali menjamin kurikulum pesantren saat ini semakin baik. Program di Kementerian Agama saat ini sedang diupayakan penambahan porsi beasiswa bagi santri berprestasi. (boy)
http://www.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=7560
Notasi tambahan: Menag mengatakan bahwa, untuk mendukung pembangunan bangsa ini, telah diprogramkan sedikitnya lima kebijakan strategis Kementerian Agama, yaitu, 1). Peningkatan Kualitas Hidup Umat Beragama, 2).Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama, 3). Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan, 4). Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan 5). Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar