PESANTREN, MADRASAH, DAN SEKOLAH

PENJELAJAHAN RECITAL, INTELEKTUAL, DAN SPIRITUAL TAK BERTEPI

Home | Sastra Muslim | Dunia Islam | Studi al-Qur'an | Semiotika | Cross Cultural Understanding

Kamis, 27 Oktober 2011

Menyoal Kualitas Guru


Guru Indonesia Dinilai Masih Kurang Kreatif dalam Mengajar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tenaga pengajar Indonesia dituntut untuk lebih kreatif dalam menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) karena kurikulum tersebut justru memberikan kebebasan dan menggali kreatifitas dalam proses belajar mengajar. "Sebetulnya kurikulum ini (KTSP) justru menggali kreatifitas guru dan sekolah. Para pengajar bisa saja memakai keahlian dari tokoh masyarakat, ahli industri setempat. Tapi itu tidak terjadi karena guru masih berpikiran pemerintahlah yang memberikan guidance (arahan) atas apa yang harus dilakukan. jadi kreatifitas itulah yang belum terjadi di lapangan," kata Dekan Sampoerna School of Education (SSE), Prof Dr, Paulina Pannen, Rabu.
Paulian mengatakan bahwa KTSP itu sebenarnya banyak keunggulannya. Kurikulum tersebut memberikan kebebasan kepada guru-guru dan sekolah untuk menentukan apa yang sebenarnya harus diberikan ke siswa.
Dalam Jumpa Pers Konferensi Guru Nasional yang diadakan STE, Paulina mengatakan sejumlah tenaga pengajar Indonesia belum berpikir secara kreatif sementara pemerintah sudah memberikan kesempatan untuk itu melalui KTSP.
Menurut data UNESCO tahun 2011, Indonesia memiliki lebih dari 3,5 juta guru. Namun, berdasarkan data Kementerian Pendidikan Nasional, hanya terdapat 16,9 persen atau sekitar 575 ribu guru Indonesia yang merupakan guru profesional atau telah memiliki sertifikasi.

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/guru-indonesia-dinilai-masih-kurang-kreatif-dalam-mengajar-075456594.html

Guru Harus Mau Maju
JAKARTA, KOMPAS.com - Pendidikan yang dijalankan di sekolah-sekolah saat ini untuk mempersiapkan generasi masa depan. Karena itu, para pendidik mesti terbuka pada gagasan dan inovasi dalam mengajar dan sistem pendidikan yang sesuai dengan perubahan global.
Para guru harus mau mendorong dirinya untuk maju. Saat ini, kita butuh pendidik yang ebrkualitas dan juga punya jiwa kepemimpinan di kelas dan sekolah.
-- Paulina Pannen
"Para guru harus mau mendorong dirinya untuk maju. Saat ini, kita butuh pendidik yang ebrkualitas dan juga punya jiwa kepemimpinan di kelas dan sekolah. Guru-guru yang punya kepemimpinan ini berperan penting untuk menyiapkan generasi masa depan yang berkualitas dan berkarakter," kata Paulina Pannen, Dekan Sampoerna Schooel of Education (SSE) dalam Konferensi Guru Nasional 2011 di Jakarta, Rabu (26/10/2011) hingga Kamis besok.
Sementara itu, Sheldon Shaeffer, mantan Direktur Pendidikan UNESCO Biro Asia Pasifik, mengatakan kebijakan pemerintah soal sertifikasi maupun pemberian renumerasi seharusnya memotivasi gurui lebih profesional dan memberikan proses belajar yang semkain baim pada siswa. Tetapi perlu dipastikan bahwa guru-guru mendaptkan bantuan untuk mengembangkan potensi diri mereka secara penuh, kata Shaeffer.
Menurut Shaeffer, pendidik jaman sekarang ini mesti proaktif untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan pofesional mereka dan lingkungan mengajar.
Sebab, pendidikan saat ini berubah untuk bisa memahami kebutuhan siswa. Para guru harus mampu mengembangkan pendidikan yang berpusat pada anak, kata Shaeeffer.
Para guru, lanjut Shaeffer, mesti menjadi praktisi yang reflektif. Mereka perlu menyadari kelemahan tertentu dalam praktek mengajar mereka sendiri. Dengan kemauan untuk merenungkan apa yang sudah dilakukan, guru termotivasi untuk melakukan perbaikan yang diperlukan, kata Shaeffer.

Kemdikbud Bentuk Tim Penilai Kinerja Guru
JAKARTA- Guna meningkatkan kinerja dan profesionalitas serta kewajiban para guru untuk melakukan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) membentuk tim penilai kinerja guru. Dengan demikian, guru sebagai profesi benar-benar memiliki standar kualitas kinerja sebagai seorang profesional. Kinerja mereka akan dinilai setiap tahun sekali oleh tim penilai di tingkat sekolah, yaitu kepala sekolah, guru senior, dan pengawas sekolah. Penilaian kerja tahap awal ini akan dilaksanakan dua kali dalam setahun, ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjamin Mutu Pendidikan, Syawal Gultom, di Gedung Kemdikbud, kemarin.
Penilaian tersebut meliputi formatif dan sumatif. Penilaian formatif dilaksanakan pada awal tahun ajaran guru, yang dimaksudkan untuk membuat perencanaan PKB bagi guru yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penilaian sumatif dilaksanakan pada akhir tahun ajaran guru, yang digunakan sebagai bahan pengajuan perolehan angka kredit guna kenaikan pangkat.
Jadi, guru akan mendapatkan angka kredit pada penilaian kerja sumatif, setelah mereka melaksanakan kegiatan PKB dalam satu tahun ajaran, ungkapnya.

Tetap Dikontrol
Syawal mengatakan, penilaian kerja itu sangat penting dilakukan, karena berkaitan dengan tunjangan profesi, angka kredit, dan kenaikan pangkat. Hal tersebut, lanjut dia, juga merupakan hasil evaluasi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang menginginkan adanya perbaikan kualitas para guru yang telah mendapatkan sertifikasi.
Karena itu, tidak ada cara lain untuk mendorong kinerja yang lebih baik kalau indeks kinerja guru sekarang tidak diketahui berapa. Kalau indeks saja kita tidak tahu, apa ukuran kita untuk meningkatkan kinerjanya? ungkap Syawal. Dia mengakui, pihaknya telah melakukan pelatihan dan pembinaan kepada para tim penilai tersebut. Untuk dapat dipercaya maka mereka kita bina, supaya nantinya pekerjaan itu bisa dipertanggungjawabkan, jelasnya.
Sementara itu, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti mengatakan, proses sertifikasi guru tidak menjamin mutu para guru menjadi lebih baik. Selama ini hanya dengan model portofolio. Itu mau bermutu apa? Kedua pakai Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) sembilan hari, mau tiba-tiba berubah menjadi guru bermutu? Kan nggak juga, ungkapnya.
Menurutnya, yang paling penting adalah kontrol setelah para guru tersebut mendapatkan sertifikasi. Kesannya pemerintah berharap dengan pemberian anggaran kemudian guru menjadi bermutu. Guru itu manusia, kemungkinan untuk tidak berubah itu ada, imbuh Retno. (K32-75)

Sumber: http://pendis.kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=6402

Diposting oleh Dadan Rusmana di 06.13
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Profesionalisme Guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

PROFIL

  • Dadan Rusmana
  • Unknown

Terjemahkan Blog Ini

Raga Berjarak, Hati Tetap Bersatu. Selamat Berbagi dan bersaudara Fillah
DAFTAR ISI

PENDIDIKAN ISLAM

  • Kebijakan Tentang Pendidikan (4)
  • Kurikulum Pendidikan Islam (2)
  • Manajemen Pendidikan Islam (3)
  • Pendidikan Islam (18)
  • Pendidikan Islam dan Radikalisme (1)
  • Pendidikan Islam di Amerika dan Eropa (6)
  • Pendidikan Karakter (1)
  • Standar Nasional Pendidikan (2)
  • Tokoh Pendidikan Islam Indonesia (3)

PESANTREN

  • Kebijakan Tentang Pesantren (2)
  • Pesantren (27)
  • Pesantren dan Radikalisme (6)
  • Titian Muhibah Dunia Pesantren (3)
  • kurikulum Pesantren (6)

MADRASAH

  • Kebijakan Tentang Madrasah (7)
  • Madrasah (17)
  • Madrasah Aliyah (3)
  • Madrasah Bertaraf Internasional (1)
  • Madrasah Ibtidaiyah (1)
  • Madrasah Tsanawiyah (1)
  • Madrasah di Asia Selatan (1)

SEKOLAH

  • Sekolah (5)

Tema Lainnya

  • Indeks Pembangunan Indonesia (2)
  • Kelamahan Pendidikan di Indonesia (1)
  • Niat mencari ilmu (1)
  • Perguruan Tinggi (5)
  • Profesionalisme Guru (1)
  • UN (1)

Entri Populer

  • Sorogan dan Bandungan: Sistem Klasik Pendidikan di Pesantren
  • Beberapa Kelemahan Dunia Pendidikan di Indonesia
  • Pendidikan Islam di Eropa: Jerman
  • MADRASAH DI INDONESIA: SEKOLAH TERBAIK
  • Beberapa Cara Salah Mendidik Anak
  • Indeks Pembangunan Manusia Indonesia: Masih Tetap di Jajaran Bawah

ARSIP TULISAN

  • ►  2014 (8)
    • ►  Februari (3)
      • ►  Feb 13 (1)
      • ►  Feb 11 (2)
    • ►  Januari (5)
      • ►  Jan 18 (5)
  • ►  2013 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 27 (1)
      • ►  Nov 19 (1)
      • ►  Nov 13 (1)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 26 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 27 (1)
      • ►  Agu 22 (1)
  • ►  2012 (7)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 06 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 30 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 01 (1)
    • ►  Januari (4)
      • ►  Jan 22 (4)
  • ▼  2011 (55)
    • ►  Desember (7)
      • ►  Des 20 (2)
      • ►  Des 14 (1)
      • ►  Des 13 (1)
      • ►  Des 07 (2)
      • ►  Des 02 (1)
    • ►  November (16)
      • ►  Nov 30 (1)
      • ►  Nov 28 (3)
      • ►  Nov 26 (3)
      • ►  Nov 25 (1)
      • ►  Nov 22 (3)
      • ►  Nov 20 (2)
      • ►  Nov 19 (1)
      • ►  Nov 10 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
    • ▼  Oktober (10)
      • ►  Okt 30 (1)
      • ►  Okt 28 (2)
      • ▼  Okt 27 (2)
        • Madrasah: Bukan Lembaga Kelas Dua dan Upaya Go Int...
        • Menyoal Kualitas Guru
      • ►  Okt 23 (3)
      • ►  Okt 15 (1)
      • ►  Okt 01 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 29 (1)
    • ►  Agustus (1)
      • ►  Agu 03 (1)
    • ►  Juli (4)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 18 (1)
      • ►  Jul 14 (1)
      • ►  Jul 07 (1)
    • ►  Juni (4)
      • ►  Jun 17 (1)
      • ►  Jun 16 (1)
      • ►  Jun 08 (1)
      • ►  Jun 02 (1)
    • ►  Mei (4)
      • ►  Mei 23 (1)
      • ►  Mei 21 (1)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 16 (1)
    • ►  April (3)
      • ►  Apr 25 (1)
      • ►  Apr 23 (1)
      • ►  Apr 22 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 07 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 23 (1)
      • ►  Jan 13 (1)
  • ►  2010 (16)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 30 (1)
      • ►  Des 29 (1)
      • ►  Des 15 (1)
    • ►  November (4)
      • ►  Nov 21 (1)
      • ►  Nov 16 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
      • ►  Nov 05 (1)
    • ►  Oktober (7)
      • ►  Okt 30 (1)
      • ►  Okt 29 (1)
      • ►  Okt 28 (1)
      • ►  Okt 24 (1)
      • ►  Okt 22 (1)
      • ►  Okt 14 (2)
    • ►  September (2)
      • ►  Sep 30 (1)
      • ►  Sep 29 (1)

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Daftar Blog

  • Critical Muslims
    Syrian Muslim intellectual and critic Muhammad Shahrur (Shahrour) (1938-2019)
  • EKSOTISME DUNIA ISLAM
    Islam Jadi Agama Terbesar Kedua di 20 Negara Bagian AS
  • SASTRA MUSLIM
    HARI YANG DIJANJIKAN: NAJIB KAILANI
  • STUDI AL-QUR'AN
    Keseimbangan Angka-angka Dalam Al Qur’an
  • SEMIOTIKA

Tulisan dan Karya Terbaru tentang Pesantren dan Madrasah

  • Manajemen Pesantren_ A. Halim dkk (Ed)
  • Masa Depan Pesantren_Dr. In'am Sulaiman, M.Pd

INFO LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

  • INFO PESANTREN DI INDONESIA

Meniti Harapan

Meniti Harapan
dadanrusmana2011. Diberdayakan oleh Blogger.