Pesantren bukanlah hanya dimiliki oleh Jawa, tetapi juga ada tersebar di berbagai wilayah lain di Nusantara, di Sumatera dan di Sulawesi. Karenanya, kini pesantren tidak lagi menjadi "penciri" lembaga pendidikan Islam-tradisional Jawa, tetapi telah menjadi salah satu "penciri" sistem kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia. Bahkan, di luar Indonesia pun, pesantren telah mulai bersemai, seperti di Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, dan Filipina. Sekalipun demikian, masing-masing pesantren mempunyai karakteristik khasnya masing-masing, baik dalam bentuk kelembagaan/manajemen, corak keilmuan (intelektual), pembelajaran life skill, maupun alumninya. Karakteristik tersebut ditentukan oleh banyak faktor, yakni pengelola, transmisi keilmua, lokalitas dan universalitas, serta proses adaptasi terhadap perubahan zaman.
Salah satu wilayah di Indonesia yang banyak memiliki pesantren adalah Sumatera Selatan. Pesantren-pesantren di Sumatera Selatan memiliki 2 macam karakteristrik. Yakni; 1) pesantren dengan akar tradisi Sumatera dan 2) pesantren dengan akar tradisi Jawa. Masing-masing karakteristiknya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, Pesantren dengan akar tradisi Sumatera dimiliki oleh Pesantren Seribandung (pesatren tertua di Sumatera Selatan) pesantren yang berdiri tahun 1932 ini memiliki karakteristik antara lain : Sampai sekarang hanya memiliki 2 pesantren alumni, dipimpin oleh kyai birokrat, berorientasi pada intelektualisasi santri, menerapkan integrated curriculum system, merepakkan metode pembelajaran marak, muzakarah, mutala’ah, muhadarah dan pendekatan tematik kontekstual dalam mengkaji kitab kuning, serta memberikan ijasah literal.
Kedua, pesantren dengan akar budaya Jawa dimiliki oleh Pesantren Sriwangi. Pesantren yang berdiri tahun 1961 ini memiliki karakteristik antara lain : Memiliki 11 pesantren alumni, dipimpin oleh kyai kitab, berorientasi pada satrinisasi masyarakat, menerapkan disintegrated curriculum system, menggunakan metode pembelajaran sorogan, belahan, lar-laran, syawir, khitabah dan pendekatan literal – tekstual dalam negkaji kitab kuning dan memberikan ijasah oral dan literal.
Salah satu wilayah di Indonesia yang banyak memiliki pesantren adalah Sumatera Selatan. Pesantren-pesantren di Sumatera Selatan memiliki 2 macam karakteristrik. Yakni; 1) pesantren dengan akar tradisi Sumatera dan 2) pesantren dengan akar tradisi Jawa. Masing-masing karakteristiknya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, Pesantren dengan akar tradisi Sumatera dimiliki oleh Pesantren Seribandung (pesatren tertua di Sumatera Selatan) pesantren yang berdiri tahun 1932 ini memiliki karakteristik antara lain : Sampai sekarang hanya memiliki 2 pesantren alumni, dipimpin oleh kyai birokrat, berorientasi pada intelektualisasi santri, menerapkan integrated curriculum system, merepakkan metode pembelajaran marak, muzakarah, mutala’ah, muhadarah dan pendekatan tematik kontekstual dalam mengkaji kitab kuning, serta memberikan ijasah literal.
Kedua, pesantren dengan akar budaya Jawa dimiliki oleh Pesantren Sriwangi. Pesantren yang berdiri tahun 1961 ini memiliki karakteristik antara lain : Memiliki 11 pesantren alumni, dipimpin oleh kyai kitab, berorientasi pada satrinisasi masyarakat, menerapkan disintegrated curriculum system, menggunakan metode pembelajaran sorogan, belahan, lar-laran, syawir, khitabah dan pendekatan literal – tekstual dalam negkaji kitab kuning dan memberikan ijasah oral dan literal.
Sumber: http://www.uin-suka.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar