PESANTREN, MADRASAH, DAN SEKOLAH

PENJELAJAHAN RECITAL, INTELEKTUAL, DAN SPIRITUAL TAK BERTEPI

Home | Sastra Muslim | Dunia Islam | Studi al-Qur'an | Semiotika | Cross Cultural Understanding

Minggu, 20 November 2011

Model Pendidikan KH Ahmad Dahlan Layak Untuk Pengembangan Keberagamaan Keberagamaan

Drs. Suliswiyadi, M. Ag., (45 tahun) mengatakan, SLTA Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Magelang masih menerapkan pola pendidikan  hasil pemikiran Kyai Ahmad Dahlan. Dalam pemikirannya, Kyai Ahmad Dahlan pernah menyampaikan bahwa, pelajaran agama pada sekolah-sekolah  H I K  Muhammadiyah adalah pelajaran yang memberikan bekal ibadah bagi diri anak didik dan kepada Tuhan. Pelajaran agama adalah syarat-syarat untuk menunaikan dan menjalankan rukun iman, melakukan rukun Islam, dan mengajarkan akhlak budi pekerti yang baik sebagai kewajiban seorang Islam. Kyai Ahmad Dahlan juga mengatakan, “dengan terus terang  kami akui, kami membuat satu  perguruan Muhammadiyah yang kelah dapat diserahi sekolah schakel,  H I S dan kursus Belanda. Maka H I K Muhammadiyah harus terus dijaga dan tunjukkan kepada anak didik berbagai macam pengetahuan seperti  H I K openbaar. Pelajaran agama hendaknya menjadi rukun hidup bagi semua anak didik. Pemikiran Kyai Ahmad Dahlan tersebut sampai saat ini masih melekat menjadi pembelajaran keberagamaan di SLTA di wilayang Kabupaten Magelang.
Temuan tersebut diperoleh Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang, yang juga aktif menjadiAssesor Badan Akreditasi Nasional  Pendidikan Non-Formal ini, setelah melakukan penelitian empiris dengan pendekatan fenomenologi terhadap sekolah-sekolah (SLTA) Muhammadiyah di wilayah Kabupaten Magelang. Riset yang menjadi karya disertasi putra kelahiran Semarang berjudul “Pengembangan Nilai Keberagamaan Pada Pendidikan Agama di SLTA Muhammadiyah Kabupaten Magelang” dipertahankan di hadapan Tim penguji antara lain : Dr. Sekar Ayu Aryani, MA., Prof. Dr. Abdurrahman Assegaf, M. Ag., M. Agus Nuryatno, MA., Ph.D., Prof. Dr. Hj. Darmiyati Zuhdi, M. Ed., Prof. Dr. H. Sodiq A. Kuntoro, M. Ed., (Promotor merangkap Penguji) dan Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU., (Promotor merangkap Penguji), Senin, 31 Oktober 2011.  Dengan karya disertasinya ini, Suliswiyadi berhasil meraih Gelar Doktor Bidang Ilmu Agama Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, dengan predikat “Sangat Memuaskan”
Dalam abstraksi disertasinya, promovendus memaparkan, sampai saat ini, misi dan pola pembelajaran SLTA Muhammadiyah hasil risetnya di wilayah Magelang masih sesuia dengan pemikiran Kyai Ahmad Dahlan. Yakni : untuk mengembangkan moral, kemandirian individu, dan perbaikan Sosial. Bentuk keberagamaan siswa berdasarkan prosentasi inventori menunjukkan, 40% pembelajaran masuk tipologi Munu (memelihara tradisi di luar Islam murni dan berorientasi magis). 28% isi pembelajaran sinkron dengan pemikiran Kyai Ahmad Dahlan (konsisten pengalaman Islam murni, tetapi lebih inklusif dan toleran). 16% Al Ikhlas (skripturalis dan tekstual pemahaman Islam Murni). 14% Munas (sinkretis yang terbuka dan pragmatis). Ada penggabungan dua tipologi Kyai Ahmad Dahlan dan Al Ikhlas menjadi 44%, menunjukkan jika keberagamaan para siswa SLTA Muhammadiyah secara konteks masih dalam kategori pengalaman Islam murni.
Sementara, praktek pendidikan agama pada SLTA Muhammadiyah berlangsung melalui proses pembelajaran sosial, kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan cara penciptaan suasana belajar yang kondusif, dalan setting kurikulum tersembunyi. Sehingga secara signifikan berpengaruh terhadap pembentukan kesadaran keberagamaan para siswa.
Menurut Promovendus, model pembelajaran agama di SLTA Muhammadiyah diselenggarakan secara kontekstual dan din amis. Secara perspektif, kontekstualisasi pembelajaran direkonstruksi dengan pendalaman pada tindakan refleksi dan transformasi melalui tahapan operasional pembelajaran refleksi – transpormatif (dalam konteks belajar, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi). Proses pembelajaran seperti ini, jelas promovendus, masih cocok dan sejalan  dengan arah dasar pendidikan Muhammadiyah warisan Kyai Ahmad Dahlan. Yaitu proses seseorang mentransformasikan diri secara substantif, sehingga peserta didik bisa menjadi manusia yang lebih religius dan humanis. Dan pola pemikiran Kyai Ahmad Dahlan ini ternyata masih efektif diterapkan sampai sekarang untuk  mendidik dan mengembangan nilai keberagamaan  anak didik.
Promovendus berharap,   pola pembelajan dan pengembangan nilai keberagamaan warisan Kyai Ahmad Dahlan yang selalu melibatkan praktek kegiatan formal dan informal dalam setiap sesi pembelajarannya ini,  dapat dijadikan panutan di sekolah-sekolah lain. Selain itu, putra kelahiran Semarang ini juga berharap, pola pembelajaran dan pengembangan nilai keberagamaan ala Kyai Ahmad Dahlan ini dapat dijadikan acuan lembaga-lembaga pendidikan tinggi Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam, agar mendesain Standar Kompetensi Pendidikan Agama yang memiliki wawasan dan kompetensi pendidikan nilai dengan desain hidden kurikulum bagi tumbuhnya kesadaran belajar serta merumuskan rancang bangun model pembelajaran agama reflektif transformatif. Tegas Promovendus. (Humas UIN Sunan Kalijaga; http://www.uin-suka.ac.id/berita/dberita/473
Diposting oleh Dadan Rusmana di 14.00
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Sekolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

PROFIL

  • Dadan Rusmana
  • Unknown

Terjemahkan Blog Ini

Raga Berjarak, Hati Tetap Bersatu. Selamat Berbagi dan bersaudara Fillah
DAFTAR ISI

PENDIDIKAN ISLAM

  • Kebijakan Tentang Pendidikan (4)
  • Kurikulum Pendidikan Islam (2)
  • Manajemen Pendidikan Islam (3)
  • Pendidikan Islam (18)
  • Pendidikan Islam dan Radikalisme (1)
  • Pendidikan Islam di Amerika dan Eropa (6)
  • Pendidikan Karakter (1)
  • Standar Nasional Pendidikan (2)
  • Tokoh Pendidikan Islam Indonesia (3)

PESANTREN

  • Kebijakan Tentang Pesantren (2)
  • Pesantren (27)
  • Pesantren dan Radikalisme (6)
  • Titian Muhibah Dunia Pesantren (3)
  • kurikulum Pesantren (6)

MADRASAH

  • Kebijakan Tentang Madrasah (7)
  • Madrasah (17)
  • Madrasah Aliyah (3)
  • Madrasah Bertaraf Internasional (1)
  • Madrasah Ibtidaiyah (1)
  • Madrasah Tsanawiyah (1)
  • Madrasah di Asia Selatan (1)

SEKOLAH

  • Sekolah (5)

Tema Lainnya

  • Indeks Pembangunan Indonesia (2)
  • Kelamahan Pendidikan di Indonesia (1)
  • Niat mencari ilmu (1)
  • Perguruan Tinggi (5)
  • Profesionalisme Guru (1)
  • UN (1)

Entri Populer

  • Sorogan dan Bandungan: Sistem Klasik Pendidikan di Pesantren
  • Beberapa Kelemahan Dunia Pendidikan di Indonesia
  • Pendidikan Islam di Eropa: Jerman
  • MADRASAH DI INDONESIA: SEKOLAH TERBAIK
  • Beberapa Cara Salah Mendidik Anak
  • Indeks Pembangunan Manusia Indonesia: Masih Tetap di Jajaran Bawah

ARSIP TULISAN

  • ►  2014 (8)
    • ►  Februari (3)
      • ►  Feb 13 (1)
      • ►  Feb 11 (2)
    • ►  Januari (5)
      • ►  Jan 18 (5)
  • ►  2013 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 27 (1)
      • ►  Nov 19 (1)
      • ►  Nov 13 (1)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 26 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 27 (1)
      • ►  Agu 22 (1)
  • ►  2012 (7)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 06 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 30 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 01 (1)
    • ►  Januari (4)
      • ►  Jan 22 (4)
  • ▼  2011 (55)
    • ►  Desember (7)
      • ►  Des 20 (2)
      • ►  Des 14 (1)
      • ►  Des 13 (1)
      • ►  Des 07 (2)
      • ►  Des 02 (1)
    • ▼  November (16)
      • ►  Nov 30 (1)
      • ►  Nov 28 (3)
      • ►  Nov 26 (3)
      • ►  Nov 25 (1)
      • ►  Nov 22 (3)
      • ▼  Nov 20 (2)
        • Model Pendidikan KH Ahmad Dahlan Layak Untuk Penge...
        • Dua Karakteristik Pesantren di Sumatera Selatan
      • ►  Nov 19 (1)
      • ►  Nov 10 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
    • ►  Oktober (10)
      • ►  Okt 30 (1)
      • ►  Okt 28 (2)
      • ►  Okt 27 (2)
      • ►  Okt 23 (3)
      • ►  Okt 15 (1)
      • ►  Okt 01 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 29 (1)
    • ►  Agustus (1)
      • ►  Agu 03 (1)
    • ►  Juli (4)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 18 (1)
      • ►  Jul 14 (1)
      • ►  Jul 07 (1)
    • ►  Juni (4)
      • ►  Jun 17 (1)
      • ►  Jun 16 (1)
      • ►  Jun 08 (1)
      • ►  Jun 02 (1)
    • ►  Mei (4)
      • ►  Mei 23 (1)
      • ►  Mei 21 (1)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 16 (1)
    • ►  April (3)
      • ►  Apr 25 (1)
      • ►  Apr 23 (1)
      • ►  Apr 22 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 07 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 23 (1)
      • ►  Jan 13 (1)
  • ►  2010 (16)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 30 (1)
      • ►  Des 29 (1)
      • ►  Des 15 (1)
    • ►  November (4)
      • ►  Nov 21 (1)
      • ►  Nov 16 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
      • ►  Nov 05 (1)
    • ►  Oktober (7)
      • ►  Okt 30 (1)
      • ►  Okt 29 (1)
      • ►  Okt 28 (1)
      • ►  Okt 24 (1)
      • ►  Okt 22 (1)
      • ►  Okt 14 (2)
    • ►  September (2)
      • ►  Sep 30 (1)
      • ►  Sep 29 (1)

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Daftar Blog

  • Critical Muslims
    Syrian Muslim intellectual and critic Muhammad Shahrur (Shahrour) (1938-2019)
  • EKSOTISME DUNIA ISLAM
    Islam Jadi Agama Terbesar Kedua di 20 Negara Bagian AS
  • SASTRA MUSLIM
    HARI YANG DIJANJIKAN: NAJIB KAILANI
  • STUDI AL-QUR'AN
    Keseimbangan Angka-angka Dalam Al Qur’an
  • SEMIOTIKA

Tulisan dan Karya Terbaru tentang Pesantren dan Madrasah

  • Manajemen Pesantren_ A. Halim dkk (Ed)
  • Masa Depan Pesantren_Dr. In'am Sulaiman, M.Pd

INFO LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

  • INFO PESANTREN DI INDONESIA

Meniti Harapan

Meniti Harapan
dadanrusmana2011. Diberdayakan oleh Blogger.