Perubahan sosial adalah keniscayaan sebagai bagian dari sunnatullah. karenanya, perubahan sosial terus
dan pasti terjadi dalam berbagai dimensi kehidupan, baik pada skala lokal, nasional, regional, dan internasional. Pada gilirannya, perubahan ini turut mempengaruhi pendidikan Islam, baik pengaruh itu bersifat langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
pendidikan Islam perlu merespons agar kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap
pendidikan Islam terpenuhi. Jika itu tidak dilakukan oleh para pakar dan
penentu kebijakan bidang pendidikan di negeri ini, kepercayaan masyarakat (public trust), termasuk pengguna (user) terhadap pelaksanaan pendidikan Islam semakin menyusut.
Sebagai pakar dan Futurolog
pendidikan, Malik Fadjar memiliki pemikiran-pemikiran yang responsif terhadap
perubahan sosial masyarakat. Pemikiran pendidikan Islam Malik Fadjar bersifat
antisipatif-akomodatif. Artinya, pemikiran pendidikan Islam Malik Fadjar
mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi di masa depan dan menerima
perubahan-perubahan yang bersumber dari luar secara selektif.
Demikian hasil temuan riset
Mantan Guru Madrasah Diniyah Budi Mulia II Yogyakarta, Ruslan yang dipaparkan
di depan Tim Penguji Program Pascasarjana (PPs) UIN Sunan Kalijaga saat menempuh ujian promosi doktor, Senin (14/11/2011).
Karya riset ini dirangkum Ruslan menjadi karya disertasi berjudul Pendidikan
Islam dan Perubahan Sosial (Studi Pemikiran A Malik Fadjar). Mengutip hasil riset tersebut, Ruslan menyebutkan,
pendidikan Islam yang dapat mengantisipasi perubahan adalah yang berorientasi
masa depan (future oriented), dengan menjadikan problem-problem kekinian
sebagai telaah untuk menganalisis perubahan di masa mendatang.
Perubahan-perubahan 5-10 tahun ke depan tidak lepas dari perhatian pemikiran
Malik Fadjar.
Dalam pemikirannya, Malik
Fadjar juga memperhatikan keterkaitan antara pendidikan Islam dan konsepsi umat
terbaik (khaira ummah), yakni peningkatan kesadaran, berwawasan luas dan
beretos kerja tinggi. Pengembangan SDM dalam lingkup pendidikan Islam harus melahirkan peserta didik yang
unggul dalam berkompetisi di tengah percaturan global. Terkait dengan dunia
kerja, pendidikan Islam, sebagai agent of social change, output
pendidikan Islam tidak saja siap mengisi lapangan pekerjaan dengan keterampilan
yang dimiliki, tetapi diharapkan mampu aktif dan kreatif menciptakan lapangan
pekerjaan bagi angkatan kerja yang lain. (Asa)-c
Tidak ada komentar:
Posting Komentar