PESANTREN, MADRASAH, DAN SEKOLAH

PENJELAJAHAN RECITAL, INTELEKTUAL, DAN SPIRITUAL TAK BERTEPI

Home | Sastra Muslim | Dunia Islam | Studi al-Qur'an | Semiotika | Cross Cultural Understanding

Minggu, 22 Januari 2012

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PONDOK PESANTREN

Diakui bahwa pondok pesantren baik secara kelembagaan dan substansi pendidikannya telah banyak mengalami perubahan. Perubahan tersebut menyangkut beberapa hal, yakni perubahan kurikulum, perubahan kelembagaan, dan perubahan fungsi bagi kalangan internal dan ekstenal (umat dan pemerintah). Pada aspek kurikulum, perubahan pada sistem kurikulum pesantren sangatlah nampak; kini kurikulum pesantren tidak hanya berkutat pada ilmu keislaman atau berkutat pada kajian kitab kuning atau kitab-kitab klasik (turats), tetapi telah memasukkan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) modern (atau kontemporer). Pada aspek kelembagaan, pesantren pun telah mengalami banyak perkembangan, yakni dari kyai sentris mengarah pada kolektivitas (atau banyak yang berubah menjadi Yayasan). Sedangkan pada aspek fungsi, pesantren tidak hanya menjadi tempat pendidikan keislaman, tetapi juga berfungsi yang lebih luas, yakni sebagai pusat ekonomi dan industri (misal ponpes berbasis agrobisnis atau agroekonomi atau mengelola kopontren), pusat kesehatan masyarakat, serta partner pemerintah untuk (sosialisasi) pembangunan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan.

Perubahan pesantren ini akan terus berlanjut terkait dengan perubahan sosial dan perubahan peraturan perundang-undangan. Khusus, setelah diundangkannya Undang-Undang (UU) Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa secara kelembagaan, pesantren yang menyelenggarakan pendidikan madrasah, wajib mengikuti standar kurikulum secara nasional sebagaimana ketetapan UU. Ini artinya, pendidikan di pondok pesantren (madrasah) sudah sama atau tidak dapat dibedakan dengan sekolah umum semacam SD, SLTP, dan SMA, sama-sama membuka jurusan IPA, IPS, Bahasa dan Keterampilan, pada tingkat sekolah menengah.

Pengembangan pesantren bukanlah hal baru, dan akan terus dilakukan baik oleh internal pesantren maupun bekerja sama dengan lembaga lain. Secara internal, pesantren sudah memiliki caranya sendiri, misalnya melalui saling mengambil menantu atau mengambil menantu dari kalangan santri yang pandai.  Di samping itu, pesantren juga memiliki prinsip menjaga dan berkembang yang hingga saat ini masih dijalankan. Dengan demikian, untuk berkembang, bagi pesantren bukanlah hal baru.
Mencermati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini dan mendatang disertai dengan perkembangan kebudayaan, maka pendidikan pesantren tidak harus mengesampingkan pendidikan teknologi informasi (TI), terutama dalam menumbuhkan Islamic technological-attitude (sikap berteknologi secara Islami) dan technological-quotient (kecerdasan berteknologi) sehingga santri memiliki motivasi, inisiatif dan kreativitas untuk memahami teknologi.
Kemajuan TI di pesantren tidak mungkin terwujud tanpa adanya sumberdaya manusia berkualitas. Ketersediaan TI dan pemanfaatannya di lembaga pendidikan pesantren, sekalipun sederhana dan terbatas, akan meningkatkan pembelajaran dalam hal peningkatan efektifitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran. Melihat fenomena tersebut, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan memandang perlu melakukan penelitian untuk mengkaji lebih jauh tentang  pemanfaatan teknologi informasi (TI) di pondok pesantren, dengan rumusan masalah bagaimana pesantren responsible terhadap penggunaan TI, baik dari sisi SDM, pemanfaatan dan bentuknya, serta dampak yang dtimbulkannya.

Tujuan
       Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a) kemampuan SDM memanfaatkan TI di pesantren, c) pemanfaatan TI di pesantren, d) dampak pemanfaatan TI  terhadap daya ubah  sistem pendidikan pesantren dan e) bentuk perangkat TI ke depan yang dibutuhkan dalam sistem pendidikan pesantren

Metodologi
  1. Lokasi penelitian ini meliputi PP. Al-Hamidiyah dan PP. Sindang Resmi (Jawa Barat), PP. Pabelan (Jawa Tengah), PP Modern Al-Amanah dan PP. Amanatul Ummah (Jawa Timur), PP Al Mujahidin (Kalimantan Timur), PP. Nurul Haramain (NTB),  dan PP. Al-Ittifaqiyah (Sumatera Selatan)
  2. Metode penelitian ini kualitatif dengan analisis deskriptif. Adapun PPS yang menjadi sasaran penelitian ada di enam propinsi meliputi pesantren-pesantren di atas. Pesantren sasaran penelitian adalah  pesantren yang memiliki Laboratorium Komputer.
  3. Teknik pengumpulan data dilakukan melaui form isian untuk menggali data kelembagaan, ketenagaan, sarana. Wawancara, untuk menggali data primer dan studi dokumen untuk menggali data sekunder.



Temuan
1.      Kemampuan SDM TI
Berkaitan dengan kemampuan Sumber Daya Manusia Teknologi Indormasi (SDM-TI) terdapat dua katagori pesantren. Pertama, Pesantren yang SDM TI sudah menguasai beberapa software diantaranya PP Nurul Haramain dan PP. Modern Al Amanah, PP. Al-Hamidiyah dan PP. Amantul Ummah dan PP Al Mujahidin). SDM TI nya sudah dapat mengoperasikan selain Microsoft Office (software standar), tapi juga menguasai software yang lainnya : Photoshop, coreldraw dll. Kedua, sebaliknya pada PP. Al-Ittifaqiyah, dan PP. Sindang Resmi,  SDM TI hanya dapat menguasai software Office. Sebagian besar santri, ustadz dan TU baru dapat mengoperasikan Microsoft Office (software standar) yaitu Microsoft Word, Excell dan Power Point.
Tentang kesesuaian latar belakang pendidikan ustadz TI, tidak sepenuhnya ustadz TI di pesantren sasaran berpendidikan sarjana komputer, tetapi ustadz-ustadz tersebut berpendidikan S1 yang menguasai tentang TI. Secara umum penguasaan TI lebih banyak diasah secara otodidak dan pengalaman serta tingkat penguasaan mereka masih sebatas penggunaan tool atau alat standar pada aplikasi software belum kepada penguasaan program software.

2.      Pemanfaatan TI
Berkaitan pemanfaatan TI dalam perannya sebagai lembaga keagamaan, PP. Nurul Haramain sebagai lembaga keagamaan, santri dan masyarakat sekitar menerima kegiatan syiar dawah dari para kiyai dengan menggunakan perangkat teknologi berupa Komputer dan LCD yang diletakkan permanen di masjid Nurul Haramain. Dalam perannya sebagai lembaga pendidikan islam, perangkat TI digunakan oleh ke delapan pesantren sasaran untuk proses belajar mengajar di kelas oleh ustadz dan santri serta pengelolaan adminstrasi pesantren oleh staff TU dan pengurus pesantren. Khusus pada PP. Nurul Haramain dalam proses belajar mengajar kitab kuning, kyai- nya sudah menggunakan Software Maktabah Syamilah, mempergunakan Islamic programs untuk mempelajari zakat, waris dan waktu sholat, serta Qur'anic Learning untuk mempelajari tajwid. Sedangkan pada PP. Alhamidiyah dalam kajian islam sudah memanfaatkan Kamus Arab dan Al-Qur'an digital.
Peranan lain yaitu pesantren sebagai lembaga sosial. Khusus untuk pesantren Pabelan, pemanfaatan Komputer sudah digunakan untuk keperluan yang lebih luas yaitu selain untuk proses pendidikan  (STEP  II) juga untuk kegiatan ketrampilan (Life skill) melalui Telecenter e-Pabelan menyediakan layanan informasi kepada masyarakat desa tentang berbagai hal untuk para petani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup mereka (sosialisasi informasi-informasi yang sedang trend seperti pendidikan, kesehatan, teknologi informasi, perempuan, life skill.

3.      Dampak pemanfaatan TI
Pada dasarnya dampak pemanfaatan TI terhadap daya ubah sistem pendidikan di pesantren sasaran  beragam tingkat daya ubahnya. Dari kedelapan pesantren sasaran, terdapat dua kategori dampak pemanfataan TI. Katagori pertama, Lima pesantren (PP Nurul Haramain, PP. Al-Hamidiyah, PP. Amanatul Ummah,  PP Al Mujahidin, dan PP. Pabelan) memberikan respon sangat signifikan  dampak pemanfaatan TI bagi sistem pendidikan, karena sudah melakukan pembaharuan sistim pendidikan yang integratif dengan menerapkan TI pada seluruh kegaitan pesantren.
Sedangkan kategori ke dua, PP. Modern Al-Amanah,  PP. Al-Ittifaqiyah dan PP. Sindang resmi menyatakan bahwa dampak ekstrim terhadap pola pendidikan tidak terlihat jelas atau tidak terlalu signifikan pemanfataan TI. Dalam proses pembelajaran, pola penyampaian masih bersifat metode konvensional dalam arti ustadz dan pengajar menyampaikan materi pelajaran dan memberi  tugas belajar masih dengan cara bertatap muka di dalam kelas. Santri masih membaca buku dan mencatat pelajaran, hanya ketika mencari data, santri sudah menggunakan internet tidak dengan manual. Dengan demikian di ketiga pesantren ini pemanfataan TI hanya sebagai penunjang dan bukan sebagai komponen penting.

4. Perangkat TI yang diperlukan ke depan
       Dari kedelapan pesantren sasaran, dapat disimpulkan bahwa perangkat TI yang dibutuhkan ke depan oleh pesantren adalah: pertama, tersedianya perangkat Hardware yang lengkap meliputi penambahan jumlah : PC, LCD, Printer, Multi media, internet, LAN, Media Audio. Kedua, tersedianya perangkat Software pembelajaran yang memanfaatkan TI sehingga dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Ketiga, tersedianya  perangkat Brainware (SDM TI) berkualitas yang mampu menggunakan hardware dan software, oleh karena itu pemerintah perlu mengadakan pelatihan dan workshop tentang perangkat TI.

5. Strategi pemanfaatan TI
    Strategi yang di lakukan untuk pengembangan pemanfaatan TI di 8 pesantren sasaran diantaranya: pertama, melengkapi infrastruktur TI (hardware dan software). Kedua, peningkatan SDM (penambahan pengetahuan dan ketrampilan TI) melalui perekruitan tenaga ustadz dan TU  yang menguasai TI, mengikut sertakan para ustadz dan TU dalam pelatihan-pelatihan TI baik yang dilaksanakan oleh Diknas, Depag, Perguruan Tinggi dan Oleh Yayasan.  Ketiga,  peningkatan dana untuk penyelenggaraan dan pemeliharaan TI; dan Keempat, perluasan jaringan ke berbagai perguruan  tinggi.

Rekomendasi
  1. Pesantren berupaya meningkatkan jumlah dan kelengkapan perangkat TI, oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi antara pesantren dengan pemerintah Kab/Kota  dan Departemen Agama (khususnya Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) dalam rangka memberikan bantuan pengembangan TI.
  2. Berupaya meningkatkan kemampuan ustadz, tenaga administrasi (TU) dan santri dalam memanfaatkan TI untuk kegiatan belajar-mengajar di sekolah dan pengelolaan pendidikan guna mendorong  mutu hasil pendidikan yang optimal.
  3. Departemen Agama (khususnya Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) perlu mengadakan pelatihan TI bagi ustadz pesantren (penguasaan perangkat keras dan lunak serta perawatannya) untuk memaksimalkan pemanfaatan perangkat TI yang sudah ada, melalui diklat dan seminar-seminar tentang TI secara terencana dan berkelanjutan.
  4. Departemen Agama (khususnya Direktorat Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) diupayakan melakukan studi kelayakan kepada pesantren yang akan diberi bantuan perangkat komputer. Pesantren yang berprespektif adaptif , pemanfaatkan komputer hanya sebagai pelengkap/penunjang dalam sistem pendidikan maka perangkat TI yang dibutuhkan berbeda dengan pesantren yang berprespektif antisipatif yang memanfaatkan TI sebagai grand strategic dalam program pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren  secara integral dan holistic.



Sumber:

Diadaptasi dari http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=162:pemanfaatan-teknologi-informasi-di-pondok-pesantren-&catid=61:pendidikan-keagamaan&Itemid=123
Diposting oleh Dadan Rusmana di 12.19
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kurikulum Pesantren

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

PROFIL

  • Dadan Rusmana
  • Unknown

Terjemahkan Blog Ini

Raga Berjarak, Hati Tetap Bersatu. Selamat Berbagi dan bersaudara Fillah
DAFTAR ISI

PENDIDIKAN ISLAM

  • Kebijakan Tentang Pendidikan (4)
  • Kurikulum Pendidikan Islam (2)
  • Manajemen Pendidikan Islam (3)
  • Pendidikan Islam (18)
  • Pendidikan Islam dan Radikalisme (1)
  • Pendidikan Islam di Amerika dan Eropa (6)
  • Pendidikan Karakter (1)
  • Standar Nasional Pendidikan (2)
  • Tokoh Pendidikan Islam Indonesia (3)

PESANTREN

  • Kebijakan Tentang Pesantren (2)
  • Pesantren (27)
  • Pesantren dan Radikalisme (6)
  • Titian Muhibah Dunia Pesantren (3)
  • kurikulum Pesantren (6)

MADRASAH

  • Kebijakan Tentang Madrasah (7)
  • Madrasah (17)
  • Madrasah Aliyah (3)
  • Madrasah Bertaraf Internasional (1)
  • Madrasah Ibtidaiyah (1)
  • Madrasah Tsanawiyah (1)
  • Madrasah di Asia Selatan (1)

SEKOLAH

  • Sekolah (5)

Tema Lainnya

  • Indeks Pembangunan Indonesia (2)
  • Kelamahan Pendidikan di Indonesia (1)
  • Niat mencari ilmu (1)
  • Perguruan Tinggi (5)
  • Profesionalisme Guru (1)
  • UN (1)

Entri Populer

  • Sorogan dan Bandungan: Sistem Klasik Pendidikan di Pesantren
  • Beberapa Kelemahan Dunia Pendidikan di Indonesia
  • Pendidikan Islam di Eropa: Jerman
  • MADRASAH DI INDONESIA: SEKOLAH TERBAIK
  • Beberapa Cara Salah Mendidik Anak
  • Indeks Pembangunan Manusia Indonesia: Masih Tetap di Jajaran Bawah

ARSIP TULISAN

  • ►  2014 (8)
    • ►  Februari (3)
      • ►  Feb 13 (1)
      • ►  Feb 11 (2)
    • ►  Januari (5)
      • ►  Jan 18 (5)
  • ►  2013 (6)
    • ►  November (3)
      • ►  Nov 27 (1)
      • ►  Nov 19 (1)
      • ►  Nov 13 (1)
    • ►  Oktober (1)
      • ►  Okt 26 (1)
    • ►  Agustus (2)
      • ►  Agu 27 (1)
      • ►  Agu 22 (1)
  • ▼  2012 (7)
    • ►  Juni (1)
      • ►  Jun 06 (1)
    • ►  Mei (1)
      • ►  Mei 30 (1)
    • ►  Februari (1)
      • ►  Feb 01 (1)
    • ▼  Januari (4)
      • ▼  Jan 22 (4)
        • PENGEMBANGAN RAUDHAT AL-ATHFAL (RA/BA)
        • EVALUASI PROGRAM MTS SATU ATAP
        • KESIAPAN MADRASAH DALAM PELAKSANAAN WAJIB BELAJAR ...
        • PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PONDOK PESANTREN
  • ►  2011 (55)
    • ►  Desember (7)
      • ►  Des 20 (2)
      • ►  Des 14 (1)
      • ►  Des 13 (1)
      • ►  Des 07 (2)
      • ►  Des 02 (1)
    • ►  November (16)
      • ►  Nov 30 (1)
      • ►  Nov 28 (3)
      • ►  Nov 26 (3)
      • ►  Nov 25 (1)
      • ►  Nov 22 (3)
      • ►  Nov 20 (2)
      • ►  Nov 19 (1)
      • ►  Nov 10 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
    • ►  Oktober (10)
      • ►  Okt 30 (1)
      • ►  Okt 28 (2)
      • ►  Okt 27 (2)
      • ►  Okt 23 (3)
      • ►  Okt 15 (1)
      • ►  Okt 01 (1)
    • ►  September (1)
      • ►  Sep 29 (1)
    • ►  Agustus (1)
      • ►  Agu 03 (1)
    • ►  Juli (4)
      • ►  Jul 31 (1)
      • ►  Jul 18 (1)
      • ►  Jul 14 (1)
      • ►  Jul 07 (1)
    • ►  Juni (4)
      • ►  Jun 17 (1)
      • ►  Jun 16 (1)
      • ►  Jun 08 (1)
      • ►  Jun 02 (1)
    • ►  Mei (4)
      • ►  Mei 23 (1)
      • ►  Mei 21 (1)
      • ►  Mei 20 (1)
      • ►  Mei 16 (1)
    • ►  April (3)
      • ►  Apr 25 (1)
      • ►  Apr 23 (1)
      • ►  Apr 22 (1)
    • ►  Maret (1)
      • ►  Mar 01 (1)
    • ►  Februari (2)
      • ►  Feb 07 (1)
      • ►  Feb 04 (1)
    • ►  Januari (2)
      • ►  Jan 23 (1)
      • ►  Jan 13 (1)
  • ►  2010 (16)
    • ►  Desember (3)
      • ►  Des 30 (1)
      • ►  Des 29 (1)
      • ►  Des 15 (1)
    • ►  November (4)
      • ►  Nov 21 (1)
      • ►  Nov 16 (1)
      • ►  Nov 08 (1)
      • ►  Nov 05 (1)
    • ►  Oktober (7)
      • ►  Okt 30 (1)
      • ►  Okt 29 (1)
      • ►  Okt 28 (1)
      • ►  Okt 24 (1)
      • ►  Okt 22 (1)
      • ►  Okt 14 (2)
    • ►  September (2)
      • ►  Sep 30 (1)
      • ►  Sep 29 (1)

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Daftar Blog

  • Critical Muslims
    Syrian Muslim intellectual and critic Muhammad Shahrur (Shahrour) (1938-2019)
  • EKSOTISME DUNIA ISLAM
    Islam Jadi Agama Terbesar Kedua di 20 Negara Bagian AS
  • SASTRA MUSLIM
    HARI YANG DIJANJIKAN: NAJIB KAILANI
  • STUDI AL-QUR'AN
    Keseimbangan Angka-angka Dalam Al Qur’an
  • SEMIOTIKA

Tulisan dan Karya Terbaru tentang Pesantren dan Madrasah

  • Manajemen Pesantren_ A. Halim dkk (Ed)
  • Masa Depan Pesantren_Dr. In'am Sulaiman, M.Pd

INFO LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

  • INFO PESANTREN DI INDONESIA

Meniti Harapan

Meniti Harapan
dadanrusmana2011. Diberdayakan oleh Blogger.